WADUK JATIBARANG DAN GOA KREO
Untuk mengatasi dan mengendalikan banjir yang mungkin terjadi dikemudian hari di kota semarang, pemerintah daerah telah membangun sebuah waduk untuk menampung dan mengendalikan banjikr yang mungkin bisa terjadi di kota semarang. Waduk itu bernama waduk Jatibarang, yang letaknya berada bersebelahan dengan kawasan wisata Goa Kreo. Waduk ini menggenangi kurang lebih 189 hektar. Selain sebagai pengendali banjir waduk ini kelak diharapkan bisa menjadi salah satu destinasi wisata terpadu dengan destinasi wisata Goa Kreo.
Sebagai pengendali banjir, keberadaan waduk ini dipadukan dengan revitalisasi kali Garang dan kali Banjir Kanal Barat dalam upaya mencegak terjadinya banjir bandang di kota semarang yang pernah terjadi di tahun 1990 lalu, yang banyak memakan korban jiwa dan korban materi. Waduk ini mulai beroperasi pada 5 Mei 2014 bertepatan dengan hari air sedunia. Waduk Jatibarang ini dibangun dengan mengelilingi Goa Kreo. Bila wisatawan ingin menuju goa Kreo wisatawan bisa menyeberangi melalui jembatan yang disediakan dan bisa menikmati udara segar, sambil menikmati kejernihan air waduk Jatibarang sambil bercengkrama dengan kera ekor panjang yang memang sudah jinak dengan kehidupan manusia. Keberadaan Goa Kreo ini mengingatkan penulis akan obyek wisata di Uluwatu Bali yang sama sama menyuguhkan kehidupan kera ekor panjang. Hanya bedanya Uluwatu berada di tepian pantai sementara Goa Kreo dikelilingi oleh danau air tawar buatan.
Di lokasi Goa Kreo kita bisa menikmati alamnya yang asri, sejuk dengan kicauan burung, akan menghilangkan ketegangan pikiran bagi kita yang sehari hari disibukan dengan pekerjaan rutin kita. Tempat ini bisa dijadikan sebagai sarana wisata untuk keluarga. Tempatnya mudah di akses bila kita dari arah jakarta kita memutar di bawah jembatan layang kalibanteng ke arah jalan Abdul Rahman Saleh. dari bundaran kali banteng ke lokasi kurang lebih berjaran 8 km menuju ke kecamatan Gunung Pati. Dua destinasi wisata dalam satu lokasi bisa sekaligus kita nikmati disini.