GREJA BLENDUK
Di Kota Tua Semarang ada satu tempat ibadah untuk orang Kristen Protestan yang sangat terkenal akan keindahan arsitekturnya. Orang semarang sering menyebutnya Gereja Blenduk. Kenapa dinamakan Gereja Blenduk? karena Bentuk kubahnya berbentuk blenduk, atau berbentuk setengah lingkaran (dalam bahasa jawa Blenduk). Gereja ini sebenarnya bernama Greja Protestan Indonesia Barat Immanuel / GPIB Immanuel. Gereja ini dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di Semarang pada tahun 1753. Keunikan dari bentuk arsitek gereja Ini adalah berbentuk segi enam atau hexagonal. Tahun 1894 gereja ini pernah di renovasi oleh W Westmaas dan HPA de Wilde.
Gereja ini terletak Di Jalan Suprapto yang di samping sebelah timur berdiri Taman Srigunting. Gereja ini dari jaman kolonial Belanda hingga sekarang masih digunakan sebagai tempat untuk beribadah bagi umat Kristen Protestan. Keunikan lain dari Gereja ini adalah terdapatnya orgel Barok. Apa itu Barok (Baroque)? Baroque memiliki arti mutiara yang tak berbentuk, hal ini memiliki makna bahwa arsitek musik dijaman itu merupakan sesuatu yang abstrak, yang didominasi oleh musik klasik. Dan masa Baroque merupakan satu masa dimana musik klasik mendominasi eropa dimasa lalu. Sehingga gaya baroque bercirikan perpaduan antara kemewahan dunia dan suasana surga.
Orgel Barok yang ada di Gereja Blenduk dimaksudkan untuk mengiringi musik ketika para jemaat saat melakukan koor dalam ritual ibadah mereka agar musikalisasinya terdengar sangat indah yang merupakan perpaduan antara kemewahan dunia dan suasana surga. Nyanyian pada kebaktian umat kristiani merupakan bentuk musikalisasi yang menentukan bagian bagian dari liturgi untuk musik gereja yang kebanyakan disusun dalam bahasa latin. Salah satu peninggalan masyarakat kristen eropa di kota semarang adalah gereja blenduk yang sampai sekarang tempat ini masih digunakan sebagai tempat kaum kristiani untuk menjalankan ibadahnya.